Virtual Terestial Mengucapkan Mohon Maaf Lahir Dan Batin :)

Sabtu, 11 Agustus 2012

Tanpa Emas di London 2012, Sejarah Terburuk Indonesia di Olimpiade dalam 20 Tahun Terakhir

Partai semifinal bulutangkis ganda campuran Olimpiade 2012 antara Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir melawan Xu Chen/Ma Jin telah selesai untuk kemenangan ganda China dalam pertandingan 3 game. Dengan demikian, Indonesia dipastikan gagal meraih satu medali emas pun di London 2012 ini. Hasil ini semakin menambah catatan buruk bulutangkis Indonesia di London 2012 setelah sebelumnya juga terlibat skandal memalukan di sektor ganda putri.
Di game pertama, Tontowi/Liliyana sempat membuka harapan Indonesia. Di paruh pertama, Tontowi/Liliyana unggul 11-9. Kejar mengejar angka pun terjadi di paruh kedua, bahkan skor sempat imbang 20-20 dan 21-21. Tontowi/Liliyana akhirnya menutup game ini dengan kemenangan 23-21.
Di game kedua, pertarungan seru terus terjadi. Beberapa kali terjadi kejar mengejar angka dan skor imbang 1-1, 2-2, 3-3, sampai 9-9. Sempat unggul 10-9, paruh pertama game kedua akhirnya Tontowi/Liliyana tertinggal dengan skor tipis 10-11. Di paruh kedua, Tontowi/Liliyana terus menempel ketat  perolehan angka Xu/Ma. Namun sayang, ganda China akhirnya menyudahi perlawanan Tontowi/Liliyana dengan 18-21.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan rubber game. Tontowi/Liliyana membuka game kedua dengan angka 1-0, namun kemudian Xu/Ma mengejarnya. Paruh pertama game ketiga kembali menjadi milik Xu/Ma dengan angka telak 3-11. Tertinggal dengan marjin yang cukup lebar, Tontowi/Liliyana pun berusaha mengejar. Namun sayang, kembali Tontowi/Liliyana harus mengakui keunggulan lawan dengan 13-21.
Dengan kegagalan Tontowi/Liliyana di semifinal ini, maka dipastikan Indonesia pulang dari London 2012 tanpa emas. Hasil ini menjadi prestasi terburuk Indonesia selama 20 tahun terakhir di ajang Olimpiade. Sejak Barcelona 1992 sampai Beijing 2008, Indonesia selalu pulang dengan membawa medali emas.
Di Barcelona 1992, total medali yang diperoleh Indonesia adalah 2 emas, 2 perak, 1 perunggu. Hasil ini adalah yang terbaik sepanjang sejarah, dan belum mampu diulang atau dilampaui sampai saat ini. Raihan medali di olimpiade-olimpiade berikutnya adalah 1-1-2 (Atlanta 1996), 1-3-2 (Sydney 2000), 1-1-2 (Athena 2004) dan 1-1-3 (Beijing 2008).
Total medali yang diraih Indonesia di London 2012 sampai saat ini adalah 1 perak dan 1 perunggu yang disumbang oleh cabang angkat berat melalui atlet Triyatno dan Eko Yuli Irawan. Indonesia masih berpeluang menambah satu perunggu, melalui Tontowi/Liliyana yang akan bertarung melawan ganda Denmark Nielsen/Pedersen yang dalam semifinal hari ini dikalahkan oleh pasangan China lainnya, Zhang/Zao.
Hasil di London 2012 ini menjadi bukti bahwa Indonesia mengalami kemunduran prestasi bulutangkis. Bila sebelumnya selalu meraih emas bulutangkis Olimpiade, maka tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia gagal meraih emas tersebut. Di Thomas Cup, bila sebelumnya tim putra Indonesia memegang rekor juara 5 kali berturut-turut, maka tahun ini pula rekor tersebut berhasil disamai oleh China.
Kegagalan-kegagalan ini merupakan tamparan keras bagi olahraga Indonesia. Sudah saatnya untuk melakukan introspeksi dan mengevaluasi kembali sistem pembinaan atau kompetisi, dan juga regenerasi pemain. Bila kita tidak segera berbenah, maka medali emas olimpiade dan prestasi olahraga lainnya akan tinggal sebagai sejarah saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar