Partai semifinal bulutangkis ganda
campuran Olimpiade 2012 antara Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir melawan Xu
Chen/Ma Jin telah selesai untuk kemenangan ganda China dalam
pertandingan 3 game. Dengan demikian, Indonesia dipastikan gagal meraih
satu medali emas pun di London 2012 ini. Hasil ini semakin menambah
catatan buruk bulutangkis Indonesia di London 2012 setelah sebelumnya
juga terlibat skandal memalukan di sektor ganda putri.
Di game pertama, Tontowi/Liliyana sempat
membuka harapan Indonesia. Di paruh pertama, Tontowi/Liliyana unggul
11-9. Kejar mengejar angka pun terjadi di paruh kedua, bahkan skor
sempat imbang 20-20 dan 21-21. Tontowi/Liliyana akhirnya menutup game
ini dengan kemenangan 23-21.
Di game kedua, pertarungan seru terus
terjadi. Beberapa kali terjadi kejar mengejar angka dan skor imbang 1-1,
2-2, 3-3, sampai 9-9. Sempat unggul 10-9, paruh pertama game kedua
akhirnya Tontowi/Liliyana tertinggal dengan skor tipis 10-11. Di paruh
kedua, Tontowi/Liliyana terus menempel ketat perolehan angka Xu/Ma.
Namun sayang, ganda China akhirnya menyudahi perlawanan Tontowi/Liliyana
dengan 18-21.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan
rubber game. Tontowi/Liliyana membuka game kedua dengan angka 1-0, namun
kemudian Xu/Ma mengejarnya. Paruh pertama game ketiga kembali menjadi
milik Xu/Ma dengan angka telak 3-11. Tertinggal dengan marjin yang cukup
lebar, Tontowi/Liliyana pun berusaha mengejar. Namun sayang, kembali
Tontowi/Liliyana harus mengakui keunggulan lawan dengan 13-21.
Dengan kegagalan Tontowi/Liliyana di
semifinal ini, maka dipastikan Indonesia pulang dari London 2012 tanpa
emas. Hasil ini menjadi prestasi terburuk Indonesia selama 20 tahun
terakhir di ajang Olimpiade. Sejak Barcelona 1992 sampai Beijing 2008,
Indonesia selalu pulang dengan membawa medali emas.
Di Barcelona 1992, total medali yang
diperoleh Indonesia adalah 2 emas, 2 perak, 1 perunggu. Hasil ini adalah
yang terbaik sepanjang sejarah, dan belum mampu diulang atau dilampaui
sampai saat ini. Raihan medali di olimpiade-olimpiade berikutnya adalah
1-1-2 (Atlanta 1996), 1-3-2 (Sydney 2000), 1-1-2 (Athena 2004) dan 1-1-3
(Beijing 2008).
Total medali yang diraih Indonesia di
London 2012 sampai saat ini adalah 1 perak dan 1 perunggu yang disumbang
oleh cabang angkat berat melalui atlet Triyatno dan Eko Yuli Irawan.
Indonesia masih berpeluang menambah satu perunggu, melalui
Tontowi/Liliyana yang akan bertarung melawan ganda Denmark
Nielsen/Pedersen yang dalam semifinal hari ini dikalahkan oleh pasangan
China lainnya, Zhang/Zao.
Hasil di London 2012 ini menjadi bukti
bahwa Indonesia mengalami kemunduran prestasi bulutangkis. Bila
sebelumnya selalu meraih emas bulutangkis Olimpiade, maka tahun ini
untuk pertama kalinya Indonesia gagal meraih emas tersebut. Di Thomas
Cup, bila sebelumnya tim putra Indonesia memegang rekor juara 5 kali
berturut-turut, maka tahun ini pula rekor tersebut berhasil disamai oleh
China.
Kegagalan-kegagalan ini merupakan
tamparan keras bagi olahraga Indonesia. Sudah saatnya untuk melakukan
introspeksi dan mengevaluasi kembali sistem pembinaan atau kompetisi,
dan juga regenerasi pemain. Bila kita tidak segera berbenah, maka medali
emas olimpiade dan prestasi olahraga lainnya akan tinggal sebagai
sejarah saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar